Asal-usul Kecamatan Kunir
Kecamatan Kunir merupakan sebuah
wilayah bagian dari Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur. Kecamatan Kunir
merupakan kecamatan yang berada pada sekitar 10 km ke selatan dari Kabupaten
Lumajang yang dekat dengan dengan pantai selatan.
Adapun asal-usul Kecamatan kunir
berdasarkan cerita rakyat yang tumbuh dan hidup di tengah-tengah masyarakat
bahwa dasar penamaan Kunir terhadap wilayah yang sekarang tersebut ialah karena
banyaknya tanaman kunir yang dalam bahasa Indonesia berarti “kunyit”.
Tumbuhan kunyit tumbuh dimana-mana.
Tanaman ini selain digunakan sebagai rempah-rempah namun juga bermanfaat dalam
pengobatan tradisional ataupun digunakan sebagai pendingin di kepala bayi.
Kunyit yang juga dapat digunakan sebagai pewarna alam alami untuk membuat nasi kuning
membuat masyarakat dikala itu amatlah suka terhadap kunir/kunyit.
Adapun tempat yang dipercaya sebagai
pusat kunyit yang digunakan sebagai nama kecamatan. Tempat tersebut ialah
sungai yang terletak di sebelah Masjid Kunir dan Masjid itu sendiri. Dahulu
Masjid dan sungai yang terletak di sebelahnya adalah rawa yang tidak dapat
diukur kedalamannya hanya dengan seujung bamboo yang panjang sekalipun. Namun
yang menarik disini ialah meskipun rawa, tanaman kunyit dapat hidup dengan
baik.
Tanaman kunyit yang terdapat bukan
hanya ratusan bahkan hampir tidak bisa dihitung karena luasnya area yang
terdapat kunyit. Kunyit yang memiliki banyak manfaat ini menjadi sebuah hal
yang dieluh-eluhkan oleh masyarakat setempat karena dapat digunakan sebagai
rempah-rempah, obat, hingga pewarna makanan yang alami dan tidak membahayakan.
Adapun uang yang
ditemukan memiliki nama lokal yang dinamakan berdasarkan versi masyarakat
Kunir. Ada uang yang disebut uang Mandong yang pada kala itu mempunyai nilai
yang cukup tinggi karena dapat digunakan sebagai perhiasan. Selain itu
masyarakat Kunir juga mengenal uang yang disebut dengan uang Inggris meskipun
pada dasarnya uang yang disebut uang Inggris tersebut adalah uang koin yang
dipengaruhi atau dapat dikatakan sebagai uang dari bangsa Belanda. Hal tersebut
mungkin terjadi karena masyarakat Kunir beranggapan bahwa Belanda menggunakann
bahasa Inggris. Ada uang yang disebut besisi karena nilainya yang rendah.
Dahulu
di Kecamtan Kunir, orang yang mempunyai uang sampai seliar sudah dapat dikatakan kaya. Karena seliar diwaktu itu sudah dapat digunakan untuk membeli seekor sapi.
Uang ini berlaku sekitar tahun 1922.
Selain
uang VOC dan uang mandong juga ditemukan
uang yang kurang diketahui namnya. Namun, berdasarkan tulisan yang tertera pada
uang tersebut dapat diidentifikasi bahwa uang tersebut adalah uang yang berasal
dari Belanda. Uang ini memiliki satuan 1 sen setiap kepingnya. Tetapi uang ini
juga dipengaruhi oleh budaya Jawa dan Budaya Islam. Hal ini dapat dilihat dari
tulisan yang terdapat pada uang tersebut dimana terdapat tulisanyang
menggunakan huruf Jawa dan hurug Hijaiyah. Gaya ini juga ditemukan pada uang
gaya sebelumnya yakni uang mandong bahkan juga ditemukan pada uang selanjutnya
yakni uang Inggris yang berbentuk besar dan kecil. Gaya ini mulai tidak
ditemukan pada uang besisi.
Uang
Inggris yang sebenarnya merupakan uang yang dipengaruhi oleh bangsa Belanda
dibedakan menjadi 2, yakni uang Inggris besar dan kecil. Uang Inggris kecil dan
besar sama-sama bertuliskan tahun 1945. Yang membedakan ialah satuan nilai yang
dikandung di dalamnnya. Uang Inggris kecil memiliki satuan nilai setengah sen
atau biasa disebut seketeng oleh
masyarakat Kunir untuk setiap kepingya. Sedangkan uang Inggris besar setiap
kepinya mengandung satuan nilai dua setengah sen atau sering disebut denga 3
duit. Dengan kata lain, setengah sen sama dengan seduit (1 duit).
Masyarakat Kunir dahulu berprofesi
sebagian besar sebagai petani dan sebagian kecil sebagai pedagang. Hal ini
dapat dilihat dari banyaknya ladang di Kunir. Selain ladang yang digunakan
sebagai tempat bertani, pasar yang dulunya juga dianggap sebagai pusat tanaman
kunyit. Kini tempat tersebut menjadi pasar yang merupakan pusat perdagangan di
Kecamatan Kunir. Tempat ini strategis karena merupakan jalur yang jika ditarik
lurus akan segaris terhadap pusat Kabupaten Lumajang. Selain itu, pasar Kunir
juga berada di jalan yang merupakan jalan untuk menuju Kabupaten Jember.
Dulunya kantor kecamatan Kunir
berada di sebelah pasar Kunir, namun pada akhirnya berpindah ke utara SMPN 1
Kunir yang biasa disebut denga Kecamatan baru. Kantor Kecamatan Kunir sempat
berpindah tempat lagi pada tahun 2009 karena adanya renovasi Kantor Kecamatan
baru. Namun pada awal tahun 2012 kantor Kecamatan Kunir kembali ke tempat
semula. Tidak diketahui pasti kapan tahun penamaan Kunir karena minimnya sumber
dan data yang merupakan arsip daerah yang sulit untuk diminta dipublikasikan.
LAMPIRAN GAMBAR
Sungai Kunir
Masjid Besar Al-Falah Kunir
makam pahlawan di kunir
Kantor
kecamatan lama
kantor baru kecamatan kunir
Karya : ROSSIDATUL AZIZAH / 22
oleh: zainul hasan
s-1 pendidikan sejarah
universitas negeri malang 2012
s-1 pendidikan sejarah
universitas negeri malang 2012